skripsi segala jurusan
anda butuh skripsi? di sini tersedia skripsi segala jurusan hingga 5500 judul dari berbagai universitas di Indonesia
atau mau uang 110 juta? temukan caranya di sini sekarang juga
KLIK DI SINI
http://www.pedagangskripsi.blogspot.com Ads premium
-





Selamat Jalan KH. Zainuddin MZ


KH. Zainuddin MZ adalah seorang tokoh yang sangat mengagumkan, dengan keberanian dan talentanya Beliau bisa mempersatukan ummat di seluruh Indonesia, dari berbagai ras dan suku, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tokoh yang brilian dan sholeh, sayang Beliau kini telah tiada meninggalkan kita semua menghadap Allah SWT. Kita semua bersedih, kita semua menangis bangsa yang besar ini telah kehilangan lagi salah satu tokoh terbaiknya. Kita semua hanya bisa berdoa : semoga Beliau diterima disisiNya dan memperoleh keridhoanNya, Amin Yaa Rabbal Alamin. Ia menghembuskan nafas terakhir pada pukul 09.20 waktu Indonesia Barat, pagi tadi, Selasa 5 Juli 2011 -- sebelum sampai di instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Kerabat, sahabat, dan pengagum Zainuddin memadati kediamannya di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan. Termasuk, sejumlah tokoh penting seperti Akbar Tandjung, Taufiequrachman Ruki, dan Priyo Budi Santoso.


Duka Presiden SBY untuk Zainuddin MZ


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut berdukacita atas meninggalnya KH Zainuddin MZ, Selasa (5/7/2011). Rasa duka ini juga disampaikan kepada keluarga Zainuddin, yang terkenal dengan sebutan "Dai Sejuta Umat" itu.

"Presiden berdukacita, khususnya kepada keluarga," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.

Presiden tidak dijadwalkan untuk melayat ke kediaman Zainuddin di rumah duka di Jalan Gandaria I Gg H Aom No 101, Jakarta Selatan.

H Komarudin, salah satu pihak yang mengaku mengenal dekat KH Zainuddin MZ, memastikan bahwa "Dai Sejuta Umat" itu meninggal setelah mengalami serangan jantung.

"Sudah dipastikan beliau meninggal. Saya mendapat berita beliau terkena serangan jantung," kata Komarudin saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Selasa.

Kabar serupa juga datang dari Ketua Majelis Ulama Indonesia KH A Cholil Ridwan. "Iya, saya sudah dengar kabar tersebut dari radio Elshinta. Di radio itu diberitakan bahwa seseorang beridentitas Zainuddin MZ dilarikan ke ICU Rumah Sakit Pertamina dalam keadaan tak bernyawa lagi," ujar Cholil.

"Saya memang belum dapat kabar dari keluarganya, tetapi saya akan menghubungi keluarganya," tutur Cholil.

Cholil tak menduga jika kiai yang dikenal baik olehnya akan tutup usia, terkena serangan jantung. "Kaget ya karena beliau tidak ada keluhan sakit apa-apa," ujar Cholil.

Pesan Terakhir Zainuddin MZ untuk SBY

Pesan buat SBY itu disampaikan Zainuddin kepada eks Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiqurrachman Ruki saat bertemu 2 minggu lalu.

"Saya sempat ngobrol. Beliau sempat menyampaikan ke saya, berharap jika jabatan presiden sudah selesai dan meninggalkannya dengan khusnul khotimah (akhir yang baik). Beliau minta itu disampaikan kepada presiden," kata Ruki saat melayat di rumah duka di Jalan Gandaria I, Gang H Aom, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/7/2011).

Ruki mengatakan, Zainuddin juga berharap ada langkah-langkah pembaharuan yang maksimal untuk kesejahteraan rakyat di negeri ini.

"Beliau seorang pembicara dengan rasa nasionalisme tinggi. Beliau menampilkan kiai lokal yang meng-internasional. Bangsa Indonesia sangat kehilangan beliau," ujarnya.

Sejumlah politisi yang sudah datang melayat Zainuddin antara lain Akbar Tandjung, dan Ali Masykur Musa. Hingga pukul 12.30 WIB, para pelayat terus berdatangan ke rumah duka.

Sosok Zainuddin MZ di Mata Selebriti


Kepergian Kyai Zainuddin MZ meninggalkan duka dan kesedihan bagi keluarga dan juga orang-orang yang mengagumi dai kondang tersebut. Para kerabat, pejabat dan artis yang mengenal sosok Zainuddin mengaku kehilangan dengan kepergiannya.

Rumah duka yang berada di bilangan Gandaria dipenuhi dengan sejumlah pelayat yang terdiri dari para kerabat, pejabat dan juga artis serta pengagum kyai yang dijuluki 'Dai Sejuta Umat' ini. Para artis yang datang ke rumah duka di antaranya Yenny Rachman, pesinetron Gunawan, Rhoma Irama, pelawak Derry dan Eman dari kelompok Empat Sekawan.

Yenny Rachman

Menurut Yenni ia mengenal Zainuddin saat menunaikan ibadah haji. Di mata mantan Ketua Parfi ini, Zainuddin adalah kyai yang bersahaja dan sederhana.

"Beberapa kali menunaikan ibadah haji bersama beliau. Ustad orangnya sangat bersahaja, tata bahasanya juga mudah dicerna. Orangnya cepat akrab dan orangnya juga lucu," kata Yenni saat ditemui di rumah duka di bilangan Gandaria, Jakarta Selatan, Selasa, 5 Juli 2011.

Yenni mengaku terkejut saat mendengar kabar meninggalnya Zainuddin dari televisi. Ia mengaku dirinya baru melihat Zainuddin ceramah di TV One beberapa waktu lalu.

"Beliau masih terlihat segar. Kita kehilangan seorang dai yang bersahaja. Semoga Allah menerima amal ibadahnya," ungkapnya sedih.

Mereka mengaku memiliki kenangan tersendiri dengan Zainuddin.

Julia Perez

Gosip yang tidak mengenakan yang sempat menerpa Zainuddin MZ tak membuat Julia Perez luntur dalam mengidolakan almarhum. Baginya itu suatu hal yang normal dimana halangan dan cobaan manusia dalam menuju kesempurnaan.

"Buat aku itu normal, no bodys perfect, setiap manusia itu enggak ada yang sempurna. Ketika kita menuju kesempurnaan tersebut pasti terhalang cobaan. Ibaratnya itu antara hubungan dia dan Tuhan, dia yang bertanggung jawab," paparnya.

Lebih lanjut Jupe menambahkan bahwa semua pemberitaan yang menimpa Zainuddin beberapa waktu yang lalu tidak semua nya benar.

"Enggak semuanya apa yang di berita itu benar, ya kita mesti bisa menilai," ujarnya saat dijumpai di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (5/7).

Jupe merasa apa yang Zainuddin berikan lewat dakwahnya sangat bagus untuknya. terlebih dengan penyampaian yang pas dan bisa masuk ke semua kalangan.

"Apa yang diberikan kepada aku saat aku mendengar itu kan bagus buat aku, aku sebagai manusia sama siapapun yang bagusnya diambil yang jeleknya dibuang," tukasnya.

Sosok KH. Zainuddin MZ di mata para tokoh Agama


Suryadharma Ali

Ketua Umum Suryadharma Ali menyatakan turut berduka atas meninggalnya "dai sejuta umat" KH Zaninuddin MZ. ”Menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya semoga Allah menerima amal baiknya, Allah ampuni semua salah dan khilafnya,” katanya dalam jumpa pers yang didampingi Sekretaris Jenderal DPP PPP Irgan Chairul Mahfiz di sela perhelatan Muktamar VII PPP di Bandung, Jawa Barat, Selasa 5 Juli 2011.

Suyadharma berharap keluarga tetap sabar, tabah, dan tegar, serta dikuatkan iman. Suryadharma sudah lama tidak bertemu dengan almarhum. Terakhir bertemu sekitar 2 bulan lalu saat menghadiri pernikahan anak Lulung Lunggana, Ketua DPW PPP DKI Jakarta. ”Salaman, ngomong sedikit terus berpisah di situ,” katanya.

Menurutnya, KH Zainuddin MZ adalah mubalig yang gigih menyebarluaskan Islam lewat dakwah dengan canda sehat dan segar. Cara penyampaian dakwah yang tidak membosankan itu, katanya, ciri khas almarhum.

Suryadharma mengatakan, partainya kehilangan seorang dai dan mubalig besar yang sulit tergantikan. Dia berharap ada dai muda yang memiliki kualitas sama bisa segera muncul menggantikannya. ”Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa mendapat gantinya,” katanya.

Menurutnya, apresiasi partai pada almarhum yang paling tepat saat ini adalah doa yang diamini lebih dari seribu peserta Muktamar. ”Kebutuhan yang sangat relevan saat ini adalah doa, bukan yang sifatnya material, tapi doa, mudah-mudahan doa ini diterima (Allah),” kata Suryadharma.

Bagi partai, katanya, Zainuddin MZ memiliki banyak jasa, di antaranya menjadi pengumpul suara bagi partai. ”Beliau memang termasuk orang yang memiliki keinginan yang kuat untuk membesarkan Partai Persatuan Pembangunan,” kata Suryadharma.

Soal sempat keluarnya Zainuddin, Suryadharma menilai, yang bersangkutan melihat ada sejumlah kelambanan di partai. ”Karena semangat yang begitu kuat, menimbulkan ketidaksabaran lalu mendirikan Partai Bintang Reformasi,” katanya.

Kendati demikian, papar Suryadharma, jelang Pemilu 2009, sekitar tahun 2007-2008, Zainuddin menyatakan kembali ke Partai Persatuan Pembangunan. ”Dan berjanji akan mengembalikan konstituen PPP yang waktu itu bersama-sama beliau hijrah ke PBR,” katanya. ”Itu sepak terjang beliau di PPP, dan kami menilainya, ada semangat yang luar biasa untuk membesarkan partai,” kata Suryadharma.

SDA mengaku, sulit bertandang ke rumah duka meninggalkan perhelatan Muktamar. ”Saya tidak tahu apakah bisa meninggalkan Bandung ke rumah duka, perjalanan pulang-pergi lebih dari 6 jam,” kata Suryadharma.

Sekretaris Jenderal PPP Irgan Chairul Mahfiz mengatakan, KH Zainuddin MZ merupakan salah satu undangan yang diminta hadir dalam Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan.

AM Fatwa

Mantan Wakil Ketua MPR AM Fatwa menilai, (alm) Zainuddin MZ merupakan salah satu mubalig yang besar namanya melalui media massa.

"Dia seorang ustad yang sangat populer lewat media. Dia sangat terkenal mulai dari tetangga, masyarakat, dan kalangan pejabat. Jadi di seantero ini tidak ada yang tidak mengenal beliau," kata Fatwa usai melayat jenazah "Dai Sejuta Umat" itu di Masjid Fajrul Islam, Jalan H Aom RT001/RW08 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/7/2011).

KH Zainuddin MZ di Mata Ulama Bali

KH Zainuddin MZ sebelum wafat sempat berkunjung ke Bali. Dia mendatangi kampung-kampung Islam guna bertemu dengan ribuan umat.

Selama hampir tiga hari, Zainuddin MZ menyambangi warga Nahdliyin di tiga kabupaten yakni Tabanan, Buleleng, dan Denpasar. Pada 13 Juni lalu, mantan Ketua Umum Partai Bintang Reformasi (PBR) ini, menemui santri-santri di Yayasan Al Amin, kemudian mengisi pengajian ke Kampung Jawa, Kota Denpasar dan Buleleng.

Tokoh Islam Denpasar, KH Musthofa Al Amin, mengatakan almarhum sudah dikenal dekat dengan umat Islam di Bali sejak 1980-an. "Era tahun 1980-an namanya sangat dikenal dan warga muslim di sini terus menyosialisasikan beliau hingga bisa diterima. Tidak hanya umat muslim, namun juga non-muslim di Bali," kata Musthofa di Denpasar, Selasa (5/7/2011).

Tak heran jika pria yang kerap disapa Dai Sejuta Umat itu kerap diundang berceramah di sejumlah daerah Pulau Dewata. Setiap ada pengajian yang mengundang Zainuddin MZ, selalu dibanjiri umat.

“Beliau figur langka dan sulit mencari penggantinya sekarang. Di saat Orde Baru ketika orang takut bersuara, Zainuddin berani melakukan kritik melawan pemerintah dengan kemasan gaya bahasa yang tidak langsung nembak, namun lugas dan mudah dipahami,” tuturnya.

Kelebihan Zainuddin, jelas Musthofa, adalah kemampuannya menyampaikan dakwah Islam yang diselingi humor namun tidak mengurangi substansi yang disampaikan. Lewat kehebataannya, dakwah dikemas dengan ringan dan segar sehingga mudah dicerna berbagai kalangan, bahkan non-muslim.

Karena itulah, warga muslim di Bali sangat menanti-nantikan kehadiran Zainuddin MZ untuk mengisi ceramah.

Tak heran, acara pengumpulan dana untuk pembangunan masjid di Kampung Jawa, dihadiri ribu orang.

Kedatangan Zainuddin MZ ke Bali itulah, kata Musthofa seolah menjadi tanda perpisahan dengan warga muslim sekaligus merupakan perjalanan napak tilasnya yang turut berjasa dalam perkembangan dakwah Islam di Pulau Seribu Pura ini.

Biografi KH. Zainuddin MZ


Zainuddin Muhammad Zein atau dikenal sebagai KH Zainuddin MZ (lahir di Jakarta, 2 Maret 1951 – meninggal di Jakarta, 5 Juli 2011 pada umur 60 tahun) adalah seorang pemuka agama Islam di Indonesia yang populer melalui ceramah-ceramahnya di televisi. Julukannya adalah "Da'i Sejuta Umat" karena dakwahnya yang dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Ia pernah menjabat sebagai ketua umum Partai Bintang Reformasi, kemudian digantikan oleh Bursah Zarnubi.

Seiring pergantian tersebut, terjadilan friksi di dalam partai. Zainuddin yang pernah aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kemudian dikabarkan kembali ke Partai berlambang Ka'bah itu atas tawaran Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PPP Suryadharma Ali. Zainuddin menempuh pendidikan tinggi di IAIN Syarif Hidayatullah dan berhasil mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia.

Masa Kecil

Zainuddin merupakan anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga Betawi asli. Sejak kecil memang sudah nampak mahir berpidato. Udin -nama panggilan keluarganya- suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. ‘Kenakalan’ berpidatonya itu tersalurkan ketika mulai masuk Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Madrasah Aliyah di Darul Ma’arif, Jakarta. Di sekolah ini ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang. Setiap kali tampil, ia memukau teman-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir.

Karier

Karena ceramahnya sering dihadiri puluhan ribu ummat, maka tak salah kalau pers menjulukinya ‘Da'i Sejuta Umat’. Suami Hj. Kholilah ini semakin dikenal masyarakat ketika ceramahnya mulai memasuki dunia rekaman. Kasetnya beredar bukan saja di seluruh pelosok Nusantara, tapi juga ke beberapa negara Asia. Sejak itu, da’i yang punya hobi mendengarkan lagu-lagu dangdut ini mulai dilirik oleh beberapa stasiun televisi. Bahkan dikontrak oleh sebuah biro perjalanan haji yang bekerjasama dengan televisi swasta bersafari bersama artis ke berbagai daerah yang disebut "Nada dan Dakwah".

Kepiawaian ceramahnya sempat mengantarkan Zainuddin ke dunia politik. Pada tahun 1977-1982 ia bergabung dengan partai berlambang Ka’bah (PPP). Jabatannya pun bertambah, selain da’i juga sebagai politikus. Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PBNU itu salah seorang deklarator PPP. Dia mengaku lama nyantri di Ponpes Idham Khalid yang berada di bilangan Cipete, yang belakangan identik sebagai kubu dalam NU.

Sebelum masuk DPP, dia sudah menjadi pengurus aktif PPP, yakni menjadi anggota dewan penasihat DPW DKI Jakarta. Lebih jauh lagi, berkat kelihaiannya mengomunikasikan ajaran agama dengan gaya tutur yang luwes, sederhana, dan dibumbui humor segar, partai yang merupakan fusi beberapa partai Islam itu jauh-jauh hari (sejak Pemilu 1977) sudah memanfaatkannya sebagai vote-getter. Bersama Raja Dangdut Rhoma Irama, Zainuddin berkeliling berbagai wilayah mengampanyekan partai yang saat itu bergambar Ka’bah -sebelum berganti gambar bintang. Hasil yang diperoleh sangat signifikan dan memengaruhi dominasi Golkar. Tak ayal, kondisi itu membuat penguasa Orde Baru waswas. Totalitas Zainuddin untuk PPP bisa dirunut dari latar belakangnya. Pertama, secara kultural dia warga nahdliyin, atau menjadi bagian dari keluarga besar NU. Dengan posisinya tersebut, dia ingin memperjuangkan NU yang saat itu menjadi bagian dari fusi PPP yang dipaksakan Orde Baru pada 5 Januari 1971. Untuk diketahui, ormas lain yang menjadi bagian fusi itu, antara lain, Muslimin Indonesia (MI), Perti, dan PSII.

Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PB NU itu salah seorang deklarator PPP. Pada 20 Januari 2002 K.H. Zainudiin M.Z. bersama rekan-rekannya mendeklarasikan PPP Reformasi yang kemudian berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi dalam Muktamar Luar Biasa pada 8-9 April 2003 di Jakarta. Ia juga secara resmi ditetapkan sebagai calon presiden oleh partai ini. Zainuddin MZ menjabat sebagai Ketua umum PBR sampai tahun 2006.

Zainuddin kembali fokus untuk menebarkan dakwah dan kembali berada ditengah-tengah umat.

Pendidikan

  1. S1 IAIN (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
  2. Dr Hc Universitas Kebangsaan Malaysia

Diolah dari berbagai sumber oleh Drs. Asep Rusmana, S.H.

0 komentar:

Posting Komentar