skripsi segala jurusan
anda butuh skripsi? di sini tersedia skripsi segala jurusan hingga 5500 judul dari berbagai universitas di Indonesia
atau mau uang 110 juta? temukan caranya di sini sekarang juga
KLIK DI SINI
http://www.pedagangskripsi.blogspot.com Ads premium
-





Sistem Penghitungan Poin Dalam MotoGP

Berapa poin yang diperoleh untuk Juara I dalam Motogp, berapa pula nilai yang didapatkan untuk juara II dan seterusnya. Artikel tentang Sistem Penghitungan Poin Dalam MotoGP akan menjawab semua pertanyaan Anda. Balap dunia MotoGP merupakan kejuaraan yang menggunakan poin sebagai dasar peringkat kelasemen. Baik untuk kategori pebalap, tim maupun konstruktor/manufaktur. Pastinya banyak diantara Anda yang sudah sangat memahami sistem perhitungan poin tersebut. Tetapi tentu tidak menutup kemungkinan ada yang belum mengetahuinya.


Apa itu Motogp?

MotoGP adalah Grand Prix Sepeda Motor mengacu pada kelas puncak dari balap motor, saat ini terbagi dalam tiga kelas mesin yang berbeda: 125 cc, Moto2 dan MotoGP (800 cc untuk musim 2007). Motor-motor yang digunakan di MotoGP adalah motor yang dibuat khusus untuk balapan dan tidak dijual untuk umum. Hal ini berlawanan dengan beberapa balapan kategori produksi, seperti World Superbike yang melombakan versi modifikasi dari motor-motor yang tersedia untuk umum. MotoGP ditayangkan di Trans7 (dulu TV7) sejak 2002 hingga sekarang. Sebelum di TV7, MotoGP ditayangkan di ANteve pada 1993 hingga 2001.

Kejuaraan dunia untuk balap motor pertama kali diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), pada tahun 1949. Pada saat itu secara tradisional telah diselenggarakan beberapa balapan di tiap even untuk berbagai kelas motor, berdasarkan kapasitas mesin, dan kelas untuk sidecars (motor bersespan). Kelas-kelas yang ada saat itu adalah 50 cc, 125 cc, 250 cc, 350 cc, dan 500 cc untuk motor single seater, serta 350 cc dan 500 cc untuk motor sidecars. Memasuki tahun 1950-an dan sepanjang 1960-an, motor bermesin 4 tak mendominasi seluruh kelas. Pada akhir 1960-an, motor bermesin 2 tak mulai menguasai kelas-kelas kecil. Di tahun 1970-an motor bermesin 2 tak benar-benar menyingkirkan mesin-mesin 4 tak. Pada tahun 1979, Honda berusaha mengembalikan mesin 4 tak di kelas puncak dengan menurunkan motor NR500, namun proyek ini gagal, dan di tahun 1983 Honda bahkan meraih kemenangan dengan motor 500 cc 2 tak miliknya. Pada tahun 1983, kelas 350 cc akhirnya dihapuskan. Kelas 50 cc kemudian digantikan oleh kelas 80 cc di tahun 1984, tetapi kelas yang sering didominasi oleh pebalap dari Spanyol dan Italia ini akhirnya ditiadakan pada tahun 1990. Kelas sidecars juga ditiadakan dari kejuaraan dunia di tahun 1990-an, menyisakan kelas 125 cc, 250 cc, dan kelas 500 cc.
GP 500, kelas yang menjadi puncak balap motor Grand Prix, telah berubah secara dramatis pada tahun 2002. Dari pertengahan tahun 1970-an sampai 2001 kelas puncak dari balap GP ini dibatasi 4 silinder dan kapasitas mesin 500 cc, baik jenis mesin 4 tak ataupun 2 tak. Akibatnya, yang mampu bertahan adalah mesin 2 tak, yang notabene menghasilkan tenaga dan akselerasi yang lebih besar. Pada tahun 2002 sampai 2006 untuk pertama kalinya pabrikan diizinkan untuk memperbesar kapasitas total mesin khusus untuk mesin 4 tak menjadi maksimum 990 cc, dan berubah menjadi 800 cc di musim 2007. Pabrikan juga diberi kebebasan untuk memilih jumlah silinder yang digunakan antara tiga sampai enam dengan batas berat tertentu. Setelah tahun 2003 tidak ada lagi mesin 2 tak yang turun di kelas MotoGP. Untuk kelas 125 cc dan 250 cc secara khusus masih menggunakan mesin 2 tak.
Balap untuk kelas MotoGP saat ini diselenggarakan sebanyak 17 seri di 15 negara yang berbeda (Spanyol menggelar 3 seri balapan). Balapan biasa digelar setiap akhir pekan dengan beberapa tahap. Hari Jum’at digelar latihan bebas dan latihan resmi pertama, kemudian hari Sabtu dilaksanakan latihan resmi kedua dan QTT, di mana para pebalap berusaha membuat catatan waktu terbaik untuk menentukan posisi start mereka. Balapan sendiri digelar pada hari Minggu, meskipun ada seri yang digelar hari Sabtu yaitu di Belanda dan Qatar. Grid (baris posisi start) terdiri dari 3 pebalap perbaris dan biasanya setiap seri balap diikuti oleh sekitar 20 pebalap. Balapan akan diulang jika terjadi kecelakaan fatal di awal balapan. Pebalap boleh masuk pit jika hanya untuk mengganti motor karena hujan saat balapan.

Sistem Penghitungan Poin Dalam MotoGP

Balap dunia MotoGP merupakan kejuaraan yang menggunakan poin sebagai dasar peringkat kelasemen. Baik untuk kategori pebalap, tim maupun konstruktor/manufaktur. Pastinya banyak diantara Anda yang sudah sangat memahami sistem perhitungan poin tersebut. Tetapi tentu tidak menutup kemungkinan ada yang belum mengetahuinya.

Klasemen Pebalap
Pertama, tentu kita harus tahu dulu perhitungan poin untuk kategori rider, karena ini akan menjadi dasar perhitungan poin kategori tim dan konstruktor. Berikut adalah daftar posisi finish pebalap yang dipasangkan dengan poinnya.

Pos 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Poin 25 20 16 13 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Khusus pebalap pengganti, poin yang diraihnya saat mengisi posisi pebalap lain tetap menjadi miliknya. Tapi untuk kelasemen tim, poinnya akan disumbangkan untuk tim yang dibelanya pada seri tersebut.

Klasemen Tim

Untuk kelasemen tim, poin didapat dari hasil yang diraih oleh pebalap dari tim tersebut (ya iya lah… ). Jika satu tim hanya menurunkan satu rider ya berarti tim tersebut hanya mendapat poin dari sang rider tunggal. Jika tim menurunkan dua rider, poin tim adalah gabungan dari kedua poin pebalap di setiap seri.
Bagaimana jika satu tim lebih dari dua pebalap seperti tim Repsol Honda? Yang ini sedikit berbeda. Poin tim tetap dihitung dari hasil dua rider saja. Yang finish terbaik dan terburuk.
Contoh di seri Qatar. Casey Stoner juara, Dani Pedrosa finish ketiga dan Andrea Dovizioso keempat. Untuk kelasemen tim, poin Repsol Honda adalah poin yang diraih Stoner (rider Repsol finish terbaik/25 poin) ditambah poin Dovizioso (rider Repsol finish terburuk/13 poin). Jadi poin tim Repsol Honda di seri pertama adalah 38.
Bukan cuma itu, ada aturan tambahan lainnya. Jika salah satu rider DNF atau tidak ikut balap maka poin tim hanya diambil dari satu rider yang finih terbaik. Makanya ketika Pedrosa tidak finish di seri Le Mans lalu tim mengosongkan posisinya selama dua race berikutnya, poin tim Repsol Honda hanya diambil dari Stoner.

Klasemen Konstruktor

Berbeda dengan kelasemen tim, untuk kategori constructor/manufactur, poin hanya dihitung berdasarkan poin terbaik rider dari konstruktor tersebut. Termasuk dari rider tim satelit. Seperti yang terjadi di seri Silverstone. Colin Edwards menyumbang poin untuk Yamaha.
Oh ya, konstruktor yang dimaksud adalah pemakai mesin dan chassis dari satu produsen yang sama. Jika kasusnya seperti di Moto2 dimana semua rider menggunakan mesin Honda, konstruktor ditentukan berdasarkan kesamaan produsen chassis.

0 komentar:

Posting Komentar