skripsi segala jurusan
anda butuh skripsi? di sini tersedia skripsi segala jurusan hingga 5500 judul dari berbagai universitas di Indonesia
atau mau uang 110 juta? temukan caranya di sini sekarang juga
KLIK DI SINI
http://www.pedagangskripsi.blogspot.com Ads premium
-





Model-Model Konstruktivisme Belajar


1.      Model Siklus Belajar

           Merupakan suatu disain tiga-langkah pembelajaran yang digunakan sebagai suatu kerangka umum untuk banyak macam aktivitas konstruktivisme pembelajaran. Adapun Siklus Belajar tersebut sebenarnya secara historis merupakan model yang sudah lama dihargai sebagai proses belajar yang tertua (sejak zaman Sokrates) yang digunakan dalam ilmu pendidikan:
a.   Proses ini mulai dengan tahap "diskoveri”. Di dalamnya, guru mendorong para siswa untuk menghasilkan pertanyaan dan hipotesis dari kegiatan dengan berbagai materi.
b.  Berikutnya, guru memberikan pelajaran "pengenalan konsep". Di sini guru memusatkan pertanyaan siswa tersebut dan membantu mereka menciptakan hipotesis dan disain eksperimen ataupun pembeajaran
c.     Pada langkah yang ketiga, "aplikasi konsep" para siswa bekerja pada permasalahan baru yang mempertimbangkan kembali konsep belajar yang dikaji dalam tahap satu dan dua. Anda boleh menggunakan/menemukan siklus di sini mengulangi banyak waktu sepanjang satu pelajaran atau unit.
2.      Model Konstruktivisme Belajar Gagnon & Collay 
           Sesuai dengan namanya model ini didisain dan dikembangkan oleh George W. Gagnon. Jr., and Michelle Collay. Dalam model ini, guru menerapkan suatu ukuran tahapan mereka dalam struktur pengajaran yang terdiri dari enam tahapan, yakni:
a.  Situasi: Situasi apa yang berlangsung untuk disusun bagi siswa untuk menjelaskan sesuatu? Berikan situasi ini suatu judul dan uraikan atau lukiskan suatu proses memecahkan permasalahan, menjawab pertanyaan, menciptakan metafora, membuat keputusan, menggambar, membuat kesimpulan, atau menentukan tujuan. Situasi ini harus meliputi apa yang anda harapkan untuk dilakukan para siswa dan bagaimana para siswa itu akan membuat makna diri mereka sendiri ?
b.    Pengelompokan; Apa yang anda akan lakukan untuk membuat pengelompokan para siswa; kelas secara keseluruhan, individu, dalam kolaboratif berpikir tim dua orang, tiga, empat, lima, enam atau lebih, dan proses apa yang anda akan gunakan untuk menggolongkan mereka; menyebut angka satu demi satu, memilih suatu warna atau potongan buah, atau pakaian serupa? Ini tergantung pada situasi yang anda disain dan material yang anda punyai atau tersedia.
c.   Jembatan: Ini adalah suatu inisial aktivitas yang diharapkan untuk menentukan siswa terlebih dahulu tentang pengetahuan dan untuk membangun sebuah "jembatan" antara apa yang mereka telah diketahui dan apa yang mereka mungkin belajar dengan menjelaskan situasi itu. Hal ini mungkin melibatkan hal-hal seperti memberi mereka suatu masalah sederhana untuk dipecahkan, mempunyai suatu diskusi kelas yang utuh, permainan suatu game, atau membuat daftar. Kadang-kadang hal ini adalah baik untuk dilaksanakan sebelum para siswa dibentuk dalam kelompok, dan kadang-kadang setelah mereka dikelompokkan. Anda harus memikirkan apa yang paling sesuai.
d.   Pertanyaan; bisa berlangsung masing-masing unsur disain belajar. Apa yang akan memandu pertanyaan yang Anda gunakan untuk memperkenalkan situasi itu, untuk menyusun pengelompokan, untuk menyediakan jembatan, untuk mememelihara pelajaran secara aktif berlangsung, untuk mempercepat pameran, dan untuk mendorong reflektif? Anda juga harus mengantisipasi pertanyaan dari para siswa dan frame pertanyaan lain untuk mendorong mereka untuk menjelaskan pemikiran mereka dan untuk mendukung mereka dalam melanjutkan untuk berpikir untuk diri mereka sendiri.
e.     Mempertontonkan/Mempertunjukkan: Ini melibatkan para siswa untuk membuat sesuatu untuk dipamerkan untuk yang lain apapun catatan yang mereka buat untuk merekam pemikiran mereka sebagai/ketika mereka sedang menjelaskan situasi. Hal ini bisa meliputi penulisan suatu uraian pada kartu dan memberikan suatu presentasi lisan, membuat suatu grafik, tabel, atau penyajian visual lain, memerankan atau role playing kesan mereka, membangun suatu penyajian phisik dengan model, dan membuat suatu tape video, foto, atau tape audio untuk pajangan, dsb.
f.    Refleksi: Ini adalah refleksi siswa dari apa yang mereka pikirkan sekitar menjelaskan situasi sementara dan kemudian melihat pertunjukkan dari yang lainnya. Mereka akan mencakup apa yang para siswa ingat dari proses berpikir mereka tentang perasaan dalam spirit mereka, kesan dalam imajinasi mereka, dan bahasa dalam dialog internal mereka. Sikap apa, ketrampilan, dan konsep yang akan para siswa ambil setelah ke luar dari pintu? Apa yang telah para siswa pelajari hari ini bahwa mereka tidak akan melupakan besok? Apa yang telah mereka ketahui sebelumnya; apa yang telah mereka ingin ketahui; dan apa yang telah mereka pelajari?
3.       Model Robert O. Mc Clintock dan Yohanes B. Black 
           Sesuai dengan namanya model konstruktivisme ini didisain dan dikembangkan oleh Robert O. McClintock dan Yohanaes B.Black dari Universitas Columbia, namun disain lain yang didukung lingkungan belajar pada Sekolah Dalton di New York. diperoleh namun disain lain model teknologi disukung lingkungan belajar pada Sekolah Dalton di New York. Konstruksi Informasi (Information Constructionyang disebut ICON atau KI) pada hakikatnya berisi tujuh langkah-langkah:

  • Observasi: Para siswa melakukan observasi terutama atas sumber materi yang menyimpan(menanamkan) konteks alami atau simulasi mereka daripadanya
  • Konstruksi Interpretasi: Para siswa menginterpretasikan pengamatan mereka dan memberikan penjelasan dan alasan mereka. 
  • Kontekstualisasi: Para siswa membangun konteks untuk penjelasan mereka 
  • Belajar keahlian kognitif: Para guru membantu pengamatan penguasaan siswa, interpretasi, dan kontekstualisasi. 
  •  Kolaborasi: Para siswa bekerja sama dalam observasi, menafsirkan, dan contextualisasi. 
  • Interpretasi Jamak: Para siswa memperoleh fleksibilitas kognitif dengan memiliki kemampuan mengunjukkan ke berbagai penafsiran dari para siswa lainnya dan dari contoh para ahli. 
  •  Manifestasi Jamak: Para siswa memperoleh transferabilitas dengan melihat berbagai penjelmaan penafsiran yang sama.


0 komentar:

Posting Komentar